NAMA : NUR FIKRIE.A
KELAS : 1PA16
NPM : 18514155
I. TEORI KREATIVITAS
Teori yang melandasi
pengembangan kreativitas dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.
Teori Psikoanalisis
2.
Teori Humanistik
3.
Teori Cziksentmihalyi
1.
Teori
Psikoanalisis
Pribadi
kretif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi
dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur
menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Teori
ini terdiri dari:
a.
Teori Freud
Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan
(defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme
pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme
sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan
seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal
imajinasi.
Macam mekanisme pertahanan:
- Represi -
regresi
- Konpensasi -
Proyeksi
- Sublimasi -
Pembentukan reaksi
- Rasionalisasi -
Pemindahan
- Identifikasi -
Kompartementalisasi
- Introjeksi
b. Teori Ernst Kris
Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan
regresi seiring memunculkan tindakan kreatif.
Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang
paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.
Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa “seperti
anak” dalam pemikirannya.
Mereka dapat
mempertahankan “sikap bermain”
mengenai masalah-masalah serius dalam kehidupannya.Dengan demikian mereka m
ampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka
melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)
C,Teori Carl Jung
Carl
Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif)
memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat
tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan
karya-karya baru lainnya.
2.
Teori Humanistik
Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari
kesehatan psikologis tingkat tinggi.
Teori
Humanistik meliputi:
a.
Teori Maslow
Abraham
Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang
menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah:
-
Kebutuhan
fisik/biologis
-
Kebutuhan
akan rasa aman
-
Kebutuhan
akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
-
Kebutuhan akan
penghagaan dan harga diri
-
Kebutuhan
aktualisasi / perwujudan diri
-
Kebutuhan
estetik
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki.
Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”.
Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik
atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”.
Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila bebas dari
neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang
hakiki.
b.
Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari
pribadi yang kreatif, yaitu:
-
Keterbukaan
terhadap pengalaman
-
Kemampuan
untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of
evaluation)
-
Kemampuan untuk
bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
”Apabila seseorang memiliki ketiga ciri ini
maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi
sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga
cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press)
untuk kreasi.”
2.
Teori
Cziksentmihalyi
-
Ciri
pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh
seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi
pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
-Minat pada usia dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam
terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan
kreativitas.
-
Akses
terhadap suatu bidang
Adanya sarana dan
prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat.
- Access to a field
Kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh penting dalam
bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan
kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam b idang yang diminati sangat
penting untuk mendapatkan pengakuan + penghargaan dari orang-orang penting.
-
Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk
menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang
perlu untuk mencapau tujuannya.
2. Ciri-ciri Kepribadian Kreatif menurut Csikszentmihalyi
Csikszentmihalyi
mengemukakan 10 pasang cirri-ciri kepribadian kreatif yang seakan-akan
paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis.
-
Pribadi kreatif
mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat bekerja
berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bisa tenang dan
rileks, tergantung situasinya.
-
Pribadi kretaif
cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Mereka nampak
memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child
like). Insight mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan
emosional dan mental. Mampu
berfikir konvergen sekaligus divergen.
-
Ciri paradoksal
ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.
-
Pribadi kreatif
dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada
realitas.
Keduanya
diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan
masa lalu.
-
Pribadi kreatif
menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.
-
Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan
karyanya pada saat yang sama
-
Pribadi kreatif
menunjukkan lecenderungan androgini psikologis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender
(maskulin-feminin)
-
Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang
(passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat
obyektif dalam penilaian karya mereka.
-
Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat banyak
kritik dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar
biasa.
Sumber :
http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/24331/Pertemuan+kedua.doc
MINGGU, 01 FEBRUARI 2015 | 03:27 WIB
Dari Baju Bekas
Jadi Tas Gaya
TEMPO.CO , Makassar:Nurmaliza
mencipta sebuah tas dari baju kaus berkerah bekas abu-abu. Dia tak menyangka,
percobaan pertamanya itu langsung berhasil. Dengan antusias, dia dan ketiga
kawannya, Nining Indriani, Norma Ningsih, dan Nurlayla Permatasari, langsung
berpose di depan kamera memamerkan tas-tas tersebut.
“Modelnya lucu. Untuk dipakai cewek-cewek, lumayan simpel,” kata gadis 17 tahun ini senang. Ukurannya yang lumayan besar membuat tas itu bisa dipakai sebagai pengganti kantong belanja. “Untuk suasana santai juga bisa.”
Bagi Nurmaliza, mendaur ulang baju kaus bekas adalah pengalaman pertamanya. Seperti mendapat pengetahuan baru yang amat berharga, mahasiswi Akademi Kebidanan Muhammadiyah Makassar ini dengan mantap ingin membagikan pengalaman yang didapatnya dari Kelas Craft yang diadakan di gedung BaKTI pada Jumat lalu tersebut.
Sore itu, Kelas Craft mengangkat tema tas dan aksesori dari baju kaus bekas. Kelas dipandu oleh Dwi Ananta, perajin dari Komunitas Craft Mikipiji. Model tas yang dipraktekkan bernama Hobo Bag yang dihias rumbai-rumbai. “Hobo Bag bisa ditenteng maupun dikempit,” kata Dwi, perempuan berusia 24 tahun.
“Modelnya lucu. Untuk dipakai cewek-cewek, lumayan simpel,” kata gadis 17 tahun ini senang. Ukurannya yang lumayan besar membuat tas itu bisa dipakai sebagai pengganti kantong belanja. “Untuk suasana santai juga bisa.”
Bagi Nurmaliza, mendaur ulang baju kaus bekas adalah pengalaman pertamanya. Seperti mendapat pengetahuan baru yang amat berharga, mahasiswi Akademi Kebidanan Muhammadiyah Makassar ini dengan mantap ingin membagikan pengalaman yang didapatnya dari Kelas Craft yang diadakan di gedung BaKTI pada Jumat lalu tersebut.
Sore itu, Kelas Craft mengangkat tema tas dan aksesori dari baju kaus bekas. Kelas dipandu oleh Dwi Ananta, perajin dari Komunitas Craft Mikipiji. Model tas yang dipraktekkan bernama Hobo Bag yang dihias rumbai-rumbai. “Hobo Bag bisa ditenteng maupun dikempit,” kata Dwi, perempuan berusia 24 tahun.
Dwi mengajarkan
keterampilannya itu hanya dengan menggunakan selembar baju kaus bekas dan
sebuah gunting. Tanpa dijahit. Dwi membuat Hobo Bag dari kaus putih dengan motif
biru yang memenuhi bagian depan kaus.
Sedangkan tas abu-abu polos milik Nurmaliza memiliki sebuah saku di depan dan sisa kerah yang malah menjadi hiasannya. Baju berlengan panjang juga bisa dibuat Hobo Bag dengan membabat bagian lengan. Sisa potongan yang melar dan melingkar itu dipakai Dwi sebagai bandana. “Semua bisa dipakai,” katanya.
Dwi masih punya model tas yang lain. Dia menggunakan kaus berbahan lebih tipis dan mudah melar. Hasilnya, sebuah tas yang bagian bawahnya tetap sama dengan lengan dan leher baju dipotong lebih banyak sehingga bukaan tas lebih lebar. Nah, kedua lengan ini adalah talinya, seperti menenteng tas kantong.
Menurut Dwi, selain tas dan bandana, baju kaus bekas juga bisa dibuat bantal dan boneka. Yang pertama dengan cara menggunting baju persegi dan sebagian sisinya dijahit, lalu diisi “sarung” bantal dengan dakron yang empuk. Sedangkan untuk membuat boneka, Dwi menyarankan agar memilih kaus bekas dengan motif yang masih terlihat bagus.
Sedangkan tas abu-abu polos milik Nurmaliza memiliki sebuah saku di depan dan sisa kerah yang malah menjadi hiasannya. Baju berlengan panjang juga bisa dibuat Hobo Bag dengan membabat bagian lengan. Sisa potongan yang melar dan melingkar itu dipakai Dwi sebagai bandana. “Semua bisa dipakai,” katanya.
Dwi masih punya model tas yang lain. Dia menggunakan kaus berbahan lebih tipis dan mudah melar. Hasilnya, sebuah tas yang bagian bawahnya tetap sama dengan lengan dan leher baju dipotong lebih banyak sehingga bukaan tas lebih lebar. Nah, kedua lengan ini adalah talinya, seperti menenteng tas kantong.
Menurut Dwi, selain tas dan bandana, baju kaus bekas juga bisa dibuat bantal dan boneka. Yang pertama dengan cara menggunting baju persegi dan sebagian sisinya dijahit, lalu diisi “sarung” bantal dengan dakron yang empuk. Sedangkan untuk membuat boneka, Dwi menyarankan agar memilih kaus bekas dengan motif yang masih terlihat bagus.
Dwi belajar pembuatan Hobo
Bag dari Internet. Pemilik label usaha Honeysuckle Craft ini lalu
mengembangkannya dengan kreativitasnya sendiri. Di antaranya, baju bekas dibuat
menjadi baju lagi dengan potongan berbeda. “Sekarang lagi bikin selimut dari
baju.”
Sonnywati A. Rajab, 46 tahun, peserta Kelas Craft, mengaku selama ini hanya mampu memanfaatkan baju kaus bekas dengan menyumbangkannya. Mereka yang sudah dianggap tak pantas berakhir menjadi lap.
Wakil Sekolah Politik Perempuan Maupe (SPPM) ini berjanji membagi ilmu kreatif ini kepada rekan-rekannya yang lain di Kelompok Kreatif Maniang. Kelompok Kreatif Maniang berdiri sejak November 2014, berawal dari mengikuti Kelas Craft yang rutin diadakan Perpustakaan BaKTI.
Sebelumnya, Sonnywati pernah mengikuti kelas pembuatan aksesori bros serta kelas pembuatan pernak-pernik dari kain perca. Pengetahuan yang didapat dari kelas ini dibagikan Sonny kepada rekannya di Lingkungan Batangase, Kelurahan Hasanuddin, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros.
REZKI ALVIONITASARI
Sonnywati A. Rajab, 46 tahun, peserta Kelas Craft, mengaku selama ini hanya mampu memanfaatkan baju kaus bekas dengan menyumbangkannya. Mereka yang sudah dianggap tak pantas berakhir menjadi lap.
Wakil Sekolah Politik Perempuan Maupe (SPPM) ini berjanji membagi ilmu kreatif ini kepada rekan-rekannya yang lain di Kelompok Kreatif Maniang. Kelompok Kreatif Maniang berdiri sejak November 2014, berawal dari mengikuti Kelas Craft yang rutin diadakan Perpustakaan BaKTI.
Sebelumnya, Sonnywati pernah mengikuti kelas pembuatan aksesori bros serta kelas pembuatan pernak-pernik dari kain perca. Pengetahuan yang didapat dari kelas ini dibagikan Sonny kepada rekannya di Lingkungan Batangase, Kelurahan Hasanuddin, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros.
REZKI ALVIONITASARI
KESIMPULAN:
berbagai
macam tas telah banyak diumpai dikalangan remaja Indonesia.terdapat berbagai
macam bahan dalam pembuatan tas.dalam
artikael diatas kita jumpai pembuatan tas yang terbuat dari pakain bekas.hal
ini merupakan pemikiran yang sangat kreatif.dimana baju yang sudah tidak
terpakai dan tidak memiliki nilai jual dapat dijadikan tas baru yang memiliki
nilai jual yang cukup terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
PERBEDAAN KREATIVITAS
PADA ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
Munculnya variasi kraetivitas yang dimiliki individu salah
satu nya di latar belakangi oleh perbedaan jenis kelamin.dalam teorinya Hurlock(1993)
mengatakan bahwa:
“anak
laki-laki menunjukan kreativitas yang lebih besar daripada anak
perempuan,terutama setelah masa berlalunya masa kanak-kanak.untuk sebagian
besar hal ini disebabkan oleh perbedaaan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan.anak
laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri,didesak oleh temna sebaya untuk lebih
mengambil resiko dan didorong oleh peran orang tua dan gurr untuk lebih
menunjukan inisiatif dan orisinalitas
KESIMPULAN:
Berdasarkan artikel diatas kelmpok
kami setuju dengan pernyataan diatas.Anak laki-laki meiliki kesempatan dan
peluang yang lebih besar dalam mengembangkan kreativitas.dalam kehidupan
sehari-hari,sejak dini anak laki-laki selalu menjadi patokan dalam
menyelesaikan suatu persoalan.anak laki-laki selalu di prioritaskan dalam
segala hal baik dilingkungan sekolah ataupun lingkungan bermain.seperti halnya
anak laki-laki yang dijadikan ketua
kelas.hal ini mengakibatkan anak laki-laki dapat lebih mengembangkan kreativitas.
0 comments:
Post a Comment