Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Gunadarma

Gunadarma

TUGAS SOFTSKILL(KREATIFITAS DAN KEBERBAKATAN)

Wednesday, 18 March 2015


NAMA : NUR FIKRIE.A

KELAS : 1PA16

NPM : 18514155

 

 I.      TEORI KREATIVITAS


Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.      Teori Psikoanalisis
2.      Teori Humanistik
3.      Teori Cziksentmihalyi

1.      Teori Psikoanalisis
Pribadi kretif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Teori ini terdiri dari:
a.      Teori Freud
Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi.
Macam mekanisme pertahanan:
- Represi                                                          - regresi
- Konpensasi                                                   - Proyeksi
- Sublimasi                                                      - Pembentukan reaksi
- Rasionalisasi                                                 - Pemindahan
- Identifikasi                                                    - Kompartementalisasi
- Introjeksi 


b.   Teori Ernst Kris
Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif.
Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.
Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa “seperti anak” dalam pemikirannya.
Mereka dapat  mempertahankan  “sikap bermain” mengenai masalah-masalah serius dalam kehidupannya.Dengan demikian mereka m ampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego)
C,Teori Carl Jung
Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya-karya baru lainnya.

2.      Teori Humanistik
Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
Teori Humanistik meliputi:
a.      Teori Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.

Kebutuhan tersebut adalah:
-          Kebutuhan fisik/biologis
-          Kebutuhan akan rasa aman
-          Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
-          Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
-          Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
-          Kebutuhan estetik

Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”.
Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”.
Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila  bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki.

b.      Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
-          Keterbukaan terhadap pengalaman
-          Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
-          Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.

Apabila seseorang memiliki ketiga ciri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.”


2.   Teori Cziksentmihalyi
-          Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.

-Minat pada usia dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.

-          Akses terhadap suatu bidang
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati   sangat membantu pengembangan bakat.

-     Access to a field
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam b idang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan + penghargaan dari orang-orang penting.   

- Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapau tujuannya.
2.      Ciri-ciri Kepribadian Kreatif menurut Csikszentmihalyi

Csikszentmihalyi mengemukakan 10 pasang cirri-ciri kepribadian kreatif yang seakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis.

-          Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bisa tenang dan rileks, tergantung situasinya.

-          Pribadi kretaif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Mereka nampak memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child like). Insight mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan emosional dan mental. Mampu berfikir konvergen sekaligus divergen.


-          Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.

-          Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas.
Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.

-          Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.

-          Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama

-          Pribadi kreatif  menunjukkan lecenderungan androgini psikologis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin)

-          Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian  karya mereka.

-          Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat banyak kritik dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar biasa.


Sumber :
http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/24331/Pertemuan+kedua.doc


MINGGU, 01 FEBRUARI 2015 | 03:27 WIB
Dari Baju Bekas Jadi Tas Gaya

TEMPO.CO , Makassar:Nurmaliza mencipta sebuah tas dari baju kaus berkerah bekas abu-abu. Dia tak menyangka, percobaan pertamanya itu langsung berhasil. Dengan antusias, dia dan ketiga kawannya, Nining Indriani, Norma Ningsih, dan Nurlayla Permatasari, langsung berpose di depan kamera memamerkan tas-tas tersebut.

“Modelnya lucu. Untuk dipakai cewek-cewek, lumayan simpel,” kata gadis 17 tahun ini senang. Ukurannya yang lumayan besar membuat tas itu bisa dipakai sebagai pengganti kantong belanja. “Untuk suasana santai juga bisa.”

Bagi Nurmaliza, mendaur ulang baju kaus bekas adalah pengalaman pertamanya. Seperti mendapat pengetahuan baru yang amat berharga, mahasiswi Akademi Kebidanan Muhammadiyah Makassar ini dengan mantap ingin membagikan pengalaman yang didapatnya dari Kelas Craft yang diadakan di gedung BaKTI pada Jumat lalu tersebut.

Sore itu, Kelas Craft mengangkat tema tas dan aksesori dari baju kaus bekas. Kelas dipandu oleh Dwi Ananta, perajin dari Komunitas Craft Mikipiji. Model tas yang dipraktekkan bernama Hobo Bag yang dihias rumbai-rumbai. “Hobo Bag bisa ditenteng maupun dikempit,” kata Dwi, perempuan berusia 24 tahun.

Dwi mengajarkan keterampilannya itu hanya dengan menggunakan selembar baju kaus bekas dan sebuah gunting. Tanpa dijahit. Dwi membuat Hobo Bag dari kaus putih dengan motif biru yang memenuhi bagian depan kaus.

Sedangkan tas abu-abu polos milik Nurmaliza memiliki sebuah saku di depan dan sisa kerah yang malah menjadi hiasannya. Baju berlengan panjang juga bisa dibuat Hobo Bag dengan membabat bagian lengan. Sisa potongan yang melar dan melingkar itu dipakai Dwi sebagai bandana. “Semua bisa dipakai,” katanya.

Dwi masih punya model tas yang lain. Dia menggunakan kaus berbahan lebih tipis dan mudah melar. Hasilnya, sebuah tas yang bagian bawahnya tetap sama dengan lengan dan leher baju dipotong lebih banyak sehingga bukaan tas lebih lebar. Nah, kedua lengan ini adalah talinya, seperti menenteng tas kantong.

Menurut Dwi, selain tas dan bandana, baju kaus bekas juga bisa dibuat bantal dan boneka. Yang pertama dengan cara menggunting baju persegi dan sebagian sisinya dijahit, lalu diisi “sarung” bantal dengan dakron yang empuk. Sedangkan untuk membuat boneka, Dwi menyarankan agar memilih kaus bekas dengan motif yang masih terlihat bagus.
Dwi belajar pembuatan Hobo Bag dari Internet. Pemilik label usaha Honeysuckle Craft ini lalu mengembangkannya dengan kreativitasnya sendiri. Di antaranya, baju bekas dibuat menjadi baju lagi dengan potongan berbeda. “Sekarang lagi bikin selimut dari baju.”

Sonnywati A. Rajab, 46 tahun, peserta Kelas Craft, mengaku selama ini hanya mampu memanfaatkan baju kaus bekas dengan menyumbangkannya. Mereka yang sudah dianggap tak pantas berakhir menjadi lap.

Wakil Sekolah Politik Perempuan Maupe (SPPM) ini berjanji membagi ilmu kreatif ini kepada rekan-rekannya yang lain di Kelompok Kreatif Maniang. Kelompok Kreatif Maniang berdiri sejak November 2014, berawal dari mengikuti Kelas Craft yang rutin diadakan Perpustakaan BaKTI.

Sebelumnya, Sonnywati pernah mengikuti kelas pembuatan aksesori bros serta kelas pembuatan pernak-pernik dari kain perca. Pengetahuan yang didapat dari kelas ini dibagikan Sonny kepada rekannya di Lingkungan Batangase, Kelurahan Hasanuddin, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros.

REZKI ALVIONITASARI


KESIMPULAN:
            berbagai macam tas telah banyak diumpai dikalangan remaja Indonesia.terdapat berbagai macam bahan dalam  pembuatan tas.dalam artikael diatas kita jumpai pembuatan tas yang terbuat dari pakain bekas.hal ini merupakan pemikiran yang sangat kreatif.dimana baju yang sudah tidak terpakai dan tidak memiliki nilai jual dapat dijadikan tas baru yang memiliki nilai jual yang cukup terjangkau bagi masyarakat Indonesia.


PERBEDAAN KREATIVITAS PADA ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN


Munculnya variasi kraetivitas yang dimiliki individu salah satu nya di latar belakangi oleh perbedaan jenis kelamin.dalam teorinya Hurlock(1993) mengatakan bahwa:
“anak laki-laki menunjukan kreativitas yang lebih besar daripada anak perempuan,terutama setelah masa berlalunya masa kanak-kanak.untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaaan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan.anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri,didesak oleh temna sebaya untuk lebih mengambil resiko dan didorong oleh peran orang tua dan gurr untuk lebih menunjukan inisiatif dan orisinalitas


KESIMPULAN:
            Berdasarkan artikel diatas kelmpok kami setuju dengan pernyataan diatas.Anak laki-laki meiliki kesempatan dan peluang yang lebih besar dalam mengembangkan kreativitas.dalam kehidupan sehari-hari,sejak dini anak laki-laki selalu menjadi patokan dalam menyelesaikan suatu persoalan.anak laki-laki selalu di prioritaskan dalam segala hal baik dilingkungan sekolah ataupun lingkungan bermain.seperti halnya anak laki-laki yang dijadikan  ketua kelas.hal ini mengakibatkan anak laki-laki dapat lebih mengembangkan kreativitas.