Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Gunadarma

Gunadarma

Tugas Manajemen Ke- 4

Saturday, 14 January 2017

Nama : Nur Fikrie.A
Kelas : 3PA14
Npm  : 18514155

I. Empowerment, Stress dan Konflik

A.Pengertian empowerment
Secara konseptual pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment) berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaaan), karena ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan niat mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol.
Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai suatu yang tidak berubah atau tidak dapat dirubah.Kekuasaan senantiasa tercipta dan hadir dalam konteks relasi sosial antar manusia. Karena itu kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat berubah. Dengan pemahaman kekuasaan seperti itu, pemberdayaan  sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki konsep yang bermakna.

B.Pengertian stress
Stress adalah Merupakan Suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi Emosi, Proses Berfikir dan Kondisi sesorang. (Handoko, 1993)
-Sumber-Sumber Stress
a. Sumber Stress Internal
1.Penyakit ( Illness)
Menderita Penyakit Membawa Tuntutan Fisik dan Psikologi pada orang yang menderitanya. Tinggi rendah dan berat ringannya tuntutan tergantung dari macam penyakitnya.
2.Konflik
Slamet dan Markam(2003) bahwa konflik terjadi apabila suatu objek tujuan mempunyai nilai ganda bagi seseorang. Ada 3 jenis konflik, Yaitu Konflik mendekat-mendekat, Konflik Menjauh-Mendekat, Konflik Menjauh-menjauh
3.Frustasi
Frustasi adalah suatu keadaan terhambat dalam mencapai tujuan (Slamet dan Markam,2003)
4.Krisis
Krisis adalah Perubahan atau peristiwa yang timbul mendadak dan mengoncangkan keseimbangan seseorang diluar jangkauan daya penyesuaian sehari-hari
5.Tekanan
Stress dapat di timbulkan oleh tekanan yang berhubungan dengan tanggung jawab yang besar yang harus ditanggungnya

b.Sumber stress External
1.Keluarga
Stress di sini dapat bersumber dari interaksi para anggota keluarga, seperti perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, tujuan yang berbeda dan lain-lain.
2.Komunitas dan Lingkungan
Individu mempunyai 2 lingkungan pokok, yang pertama adalah Lingkungan Kerja dan yang kedua adalah lingkungan hidup sekitarnya.
3.Hubungan Interpersonal
Gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat yang mengalami konflik,
4. Keungan
Masalah keuangan yang tidak sehat.
5.Hukum
Keterlibatan dengan seseorang dalam masalah hokum dapat merupakan sumber stress pula
6.Perkembangan
Perkembangan disini adalah masalah perkembangan baik fisik atau maupun mental seseorang.
7.Lain – Lain
Stressor kehidupan lainnya, misalnya bencana alam,  kebakaran Perkosaan,dll

C.Pengertian Konflik

     1.Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

      2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain

      3.Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

      4.Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.

      5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).


a. Jenis - Jenis Konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :
· Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan 
dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
·Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar geng).
·Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
·Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
·Konflik antar atau tidak antar agama
·Konflik antar politik.
·konflik individu dengan kelompok

b. Proses - Proses Konflik
Menurut Pondi, Proses terjadinya konflik sebagai berikut.
1. Konflik Laten (Latent Conflict)
Konflik Laten merupakan tahap dari munculnya faktor-faktor penyebab konflik dalam organisasi. Bentuk-bentuk dasar dari situasi ini ialah persaingan untuk memperebutkan sumberdaya yang terbatas, konflik peran, persaingan perebutan posisi di dalam organisasi.
2. Konflik Yang Dipersepsikan (Perceived Conflict)
Pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai penghambat atau mengancam pencapaian tujuannya.
3. Konflik Yang Dimanifestasikan (Manifest Conflict)
Pada tahap ini perilaku tertentu sebagai indikator konflik sudah mulai ditunjukkan, seperti adanya sabotase, agresi terbuka, konfrontasi, rendahnya kinerja dan lain sebagainya.
4. Resolusi Konflik (Conflict Resolution)
Pada tahap ini konflik yang terjadi diselesaikan dengan berbagai macam cara dan pendekatan.
5. Konflik Aftermath
Jika konflik sudah benar-benar diselesaikan maka hal itu akan meningkatkan hubungan 
para anggota organisasi Hanya saja jika penyelesaian konflik tidak tepat, maka akan 
dapat menimbulkan konflik yang baru

D. Kasus Stress dan Konflik

Sopir Bungur Konsumsi Sabu, Berdalih Stres Hadapi Konflik Keluarga
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Berdalih stress karena rumah tangganya berantakan, Antok (32) memilih mengonsumsi sabu. Bukannya stressnya yang hilang, malah justru membuat warga Bungurasih Timur RT 14 RW 01 Kecamatan Waru ini merasakan dinginnya udara di balik jeruji besi.
Ia ditangkap satreskrim Polsek Taman saat membeli sabu di depan minimarket di Jalan Jenderal Sutoyo, Waru, Rabu (29/3).
“Saya menggunakan sabu ini karena pikiran saya sedang ruwet. Saya ada masalah dengan istri, sering cekcok. Jadi kalau konsumsi sabu rasanya bisa tenang. Dan kerja jadi gak gampang capek,” ujar pria yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir angkot ini, Kamis (31/3).
Bapak dua anak ini mengaku baru enam kali menggunakan sabu. Ia membeli dari orang Balongbendo seharga 200.000 rupiah untuk setiap poketnya. Antok mengenal orang tersebut sekitar setahun yang lalu.
“Awalnya orang tersebut, bilang kalau menggunakan ini bisa menambah stamina. Nah saya tertarik. Lama-lama saya merasa ketagihan kalau gak konsumsi sabu badan rasanya lemes,” katanya.

Saran :
 Alaangkah lebih baik nya jika punya masalah di selesaikan bukan di pikirkan, karna masalah tidak akan selesai jika hanya di pikirkan. Ketika stress terjadi lebih baik di salurkan ke hal-hal positif yang dapat mengeksplore emosi kita, seperti Olahraga .

II. Komunikasi dalam Manajemen

A.Pengertian Komunikasi
Kata Komunikasi Berasal dari Bahasa latih ( Communicatio) yang berarti Bertukar pikiran atau pemberitahuan. Komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
Komunikasi Menurut para tokoh :
1.Komunikasi adalah Proses yang menggambarkan siapa, Mengataka apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Laswell)
2.Komunikasi Merupakan rangkaian Proses pengalihan informasi dari satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu.

B.Jelaskan Proses Komunikasi
1.Penginterprestasian
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
 2.Penyandian
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3.Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4.Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5.Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6.Penyandian Balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7.Penginterpretasian
Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.

Skema 

C.Jelaskan Hambatan Komunikasi
Komunikasi antarmanusia dilakukan oleh seorang komunikator (atau orang yang menyampaikan pesan) dengan komunikan (orang yang menerima pesan). Nah, agar komunikator dan komunikan dapat saling memahami, maka keduanya harus emmiliki pengertian yang sama mengenai kata, nada suara, isyarat atau gerakan badan, serta simbol –simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.
Hambatan komunikasi antarmanusia yang mungkin terjadi, berupa :
· Perbedaan persepsi dan bahasa
Persepsi adalah interpretasi pribadi terhadap suatu hal tertentu. Karena persepsi ini berasal dari interpretasi masing –masing individu, maka mungkin satu orang dengan yang lainnya dapat mendefinisikan atau menginterpretasikan suatu kata dengan cara yang berbeda.
·Pendengaran yang buruk
Menjadi pendengar yang baik ternyata bukan suatu hal mudah. Meski cara mendengar yang baik sudah kita pahami, tapi ada kalanya pendengaran kita jadi buruk. Pendengaran yang buruk tidak harus karena gangguan pendengaran di telingan. Pendengaran buruk bisa saja terjadi ketika kita sedang dalam keadaan melamun atau lelah lantaran sedang memikirkan masalah lain. Biasanya, pada kondisi demikian, seseorang akan kehilangan minatnya untuk mendengarkan.
·Gangguan emosional
Emosi adalah suatu hal yang sangat berpengaruh terhadap kondisi individu secara menyeluruh. Artinya, ketika seseorang sedang merasa marah, sedih, kecewa, takut atau emosi lain, maka ia bisa kesulitan untuk menyusun pesan maupun menerima pesan dengan baik. Meski begitu, tapi sulit pula menghindari komunikasi ketika kita sedang dalam keadaan emosi. Akibatnya, kesalahpahaman pun sering terjadi lantaran gangguan emosional ini.
· Perbedaan budaya
Ada kalanya, kita juga perlu berkominikasi dengan orang lain yang berbeda budaya. Dengan adanya perbedaan budaya, maka pola komunikasi yang terjadi juga akan berbeda. Hal ini menjadi suatu hambatan komunikasi yang paling sulit untuk diatasi.
· Gangguan fisik
Seringkali, gangguan yang bersifat fisik bisa mengganggu proses komunikasi yang 
berlangsung. Ganguan fisik ini dapat berupa akustik yang buruk, tulisan yang tak terbaca, 
cahaya yang redup, masalah kesehatan dan lainnya. Berbagai gangguan fisik dalam  
komunikasi ini bisa mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam berkomunikasi.
D. Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi interpersonal dianggap efektif, jika orang lain memahami pesan anda 
dengan benar, dan memberikan respon sesuai dengan yang anda inginkan. Komunikasi 
interpersonal yang efektif, akan membantu anda mengantarkan kepada tercapainya 
tujuan tertentu. Apapun kedudukan anda, keterampilan berkomunikasi secara efektif 
merupakan modalpenting bagi sebuah keberhasilan.

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai efek yang besar dalam
hal memepengaruhi orang lain terutama perindividu. Hal ini disebabkan, biasanya pihak 
yang terlibat dalam komunikasi bertemu secara langsung, tidak menggunakan media 
dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada jarak yang memisahkan 
antara komunikator dengan komunikan.

1.Faktor personal timbul dari dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi proses
   komunikasi antar
   pribadi, akan dipengaruhi berbagai keadaan yang ada pada diri individu.
2.Faktor biologis berupa rasa lapar yang dirasakan oleh individu akan berpengaruh 
   terhadap kepribadiannya.
3.Faktor Phisikologis Setiap manusia memiliki kehendak dan keinginan sesuai kondisijiwanya

Menurut Devito karakteristik efektivitas komunikasi interpersonal ini dapat dilihat dari
tiga sudut pandang, yakni:
a.Sudut pandang humanistic
Sudut pandang ini menekankan pada keterbukaan, empati, sikap mendukung dan kualitas-
kualitas lain yang menciptakan interaksi yang bermakna, jujur dan memuaskan. 
Pandangan ini dimulai dengan pandangan umum yang menurut para filsuf dan humanis 
menentukan terciptanya hubungan antarmanusia yang superior (misalnya kejujuran, 
keterbukaan, dan sikap positif).

b.Sudut pandang prakmatis
Sudut pandang ini menekankan pada manajemen dan kesegaran interaksi, secara umum 
kualitas-kualitas yang menentukan pencapaian tujuan yang spesifik. Pandangan ini 
berawal dari keterampilan spesifik, yang dari riset diketahui efektif dalam komunikasi 
interpersonal, kemudian mengelompokkan keterampilan-keterampilan ini ke dalam kelas-
kelas perilaku umum. (misalnya: kepercayaan diri, kebersatuan, manajemen interaksi, 
pemantauan diri, daya ekspresi, orientasi kepada orang lain).

c.Sudut pandang pergaulan sosial dan sudut pandang kesetaraan
Sudut pandang ini didasarkan pada model ekonomi imbalan dan biaya. Sudut pandang ini 
mengasumsikan bahwa suatu hubungan merupakan suatu kemitraan dimana imbalan dan 
biaya saling dipertukarkan.
E.Model Pengolahan Informasi Dalam Komunikasi
pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal 
(datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali
dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan
jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya
Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1)  Rational
2) Limited capacity
3) Expert
4) Cybernetic
F. Model Interaktif Manajemen Dalam Komunikasi
1)Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan
tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu 
kepercayaan dan pengertian.
2)Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan 
tidak membosankan.
3)Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga 
menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4) Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam 
ekspresi perilaku.
5)Other-orientation
Referensi :
Umar.H(2001). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Suprapto.H(2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Media Presindo
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/tabligh/article/download/318/283.