Kelas : 3PA14
Npm : 18514155
I. Empowerment, Stress dan Konflik
A.Pengertian empowerment
Secara konseptual pemberdayaan atau pemberkuasaan
(empowerment) berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaaan), karena ide
utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan
seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan
apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan niat mereka. Ilmu sosial
tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol.
Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai suatu
yang tidak berubah atau tidak dapat dirubah.Kekuasaan senantiasa tercipta dan
hadir dalam konteks relasi sosial antar manusia. Karena itu kekuasaan dan
hubungan kekuasaan dapat berubah. Dengan pemahaman kekuasaan seperti itu,
pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki konsep
yang bermakna.
B.Pengertian stress
Stress adalah Merupakan Suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi Emosi, Proses Berfikir dan Kondisi sesorang. (Handoko, 1993)
-Sumber-Sumber Stress
a. Sumber Stress Internal
1.Penyakit ( Illness)
Menderita Penyakit Membawa Tuntutan Fisik dan Psikologi
pada orang yang menderitanya. Tinggi rendah dan berat ringannya tuntutan
tergantung dari macam penyakitnya.
2.Konflik
Slamet dan Markam(2003) bahwa konflik terjadi apabila
suatu objek tujuan mempunyai nilai ganda bagi seseorang. Ada 3 jenis konflik,
Yaitu Konflik mendekat-mendekat, Konflik Menjauh-Mendekat, Konflik
Menjauh-menjauh
3.Frustasi
Frustasi adalah suatu keadaan terhambat dalam mencapai
tujuan (Slamet dan Markam,2003)
4.Krisis
Krisis adalah Perubahan atau peristiwa yang timbul
mendadak dan mengoncangkan keseimbangan seseorang diluar jangkauan daya
penyesuaian sehari-hari
5.Tekanan
Stress dapat di timbulkan oleh tekanan yang berhubungan
dengan tanggung jawab yang besar yang harus ditanggungnya
b.Sumber stress External
1.Keluarga
Stress di sini dapat bersumber dari interaksi para
anggota keluarga, seperti perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan saling
acuh tak acuh, tujuan yang berbeda dan lain-lain.
2.Komunitas dan Lingkungan
Individu mempunyai 2 lingkungan pokok, yang pertama
adalah Lingkungan Kerja dan yang kedua adalah lingkungan hidup sekitarnya.
3.Hubungan Interpersonal
Gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat
yang mengalami konflik,
4. Keungan
Masalah keuangan yang tidak sehat.
5.Hukum
Keterlibatan dengan seseorang dalam masalah hokum dapat
merupakan sumber stress pula
6.Perkembangan
Perkembangan disini adalah masalah perkembangan baik
fisik atau maupun mental seseorang.
7.Lain – Lain
Stressor kehidupan lainnya, misalnya bencana alam, kebakaran Perkosaan,dll
C.Pengertian Konflik
1.Menurut Taquiri dalam
Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang
boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan
ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih
pihak secara berterusan.
2. Menurut Gibson, et al
(1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling
tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing
komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan
tidak bekerja sama satu sama lain
3.Menurut Robbin (1996),
keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau
kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka
secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka
mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik
tersebut telah menjadi kenyataan.
4.Dipandang sebagai
perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan
individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas,
1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat
hubungannya dengan stres.
5. Menurut Minnery
(1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang
satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh
perbedaan tujuan.
Konflik dalam organisasi
sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan
memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan
adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins,
1993).
a. Jenis - Jenis Konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6
macam :
· Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi),
misalnya antara peranan-peranan
dalam keluarga atau profesi (konflik peran
(role))
·Konflik antara kelompok-kelompok sosial
(antar keluarga, antar geng).
·Konflik kelompok terorganisir dan tidak
terorganisir (polisi melawan massa).
·Konflik antar satuan nasional (kampanye,
perang saudara)
·Konflik antar atau tidak antar agama
·Konflik antar politik.
·konflik individu dengan kelompok
b. Proses - Proses Konflik
Menurut Pondi, Proses terjadinya
konflik sebagai berikut.
1. Konflik Laten (Latent Conflict)
Konflik Laten merupakan tahap dari munculnya
faktor-faktor penyebab konflik dalam organisasi. Bentuk-bentuk dasar dari
situasi ini ialah persaingan untuk memperebutkan sumberdaya yang terbatas,
konflik peran, persaingan perebutan posisi di dalam organisasi.
2. Konflik Yang Dipersepsikan (Perceived
Conflict)
Pada tahap ini salah satu pihak memandang
pihak lain sebagai penghambat atau mengancam pencapaian tujuannya.
3. Konflik Yang Dimanifestasikan (Manifest
Conflict)
Pada tahap ini perilaku tertentu sebagai
indikator konflik sudah mulai ditunjukkan, seperti adanya sabotase, agresi
terbuka, konfrontasi, rendahnya kinerja dan lain sebagainya.
4. Resolusi Konflik (Conflict Resolution)
Pada tahap ini konflik yang terjadi
diselesaikan dengan berbagai macam cara dan pendekatan.
5. Konflik Aftermath
Jika konflik sudah
benar-benar diselesaikan maka hal itu akan meningkatkan hubungan
para anggota
organisasi Hanya saja jika penyelesaian konflik tidak tepat, maka akan
dapat
menimbulkan konflik yang baru
D. Kasus Stress dan Konflik
Sopir Bungur Konsumsi Sabu,
Berdalih Stres Hadapi Konflik Keluarga
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Berdalih stress karena rumah tangganya berantakan, Antok (32)
memilih mengonsumsi sabu. Bukannya stressnya yang hilang, malah justru membuat
warga Bungurasih Timur RT 14 RW 01 Kecamatan Waru ini merasakan dinginnya udara
di balik jeruji besi.
Ia ditangkap satreskrim Polsek Taman saat
membeli sabu di depan minimarket di Jalan Jenderal Sutoyo, Waru, Rabu (29/3).
“Saya menggunakan sabu ini karena pikiran
saya sedang ruwet. Saya ada masalah dengan istri, sering cekcok. Jadi kalau
konsumsi sabu rasanya bisa tenang. Dan kerja jadi gak gampang capek,” ujar pria
yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir angkot ini, Kamis (31/3).
Bapak dua anak ini mengaku baru enam kali menggunakan
sabu. Ia membeli dari orang Balongbendo seharga 200.000 rupiah untuk setiap
poketnya. Antok mengenal orang tersebut sekitar setahun yang lalu.
“Awalnya orang tersebut, bilang kalau
menggunakan ini bisa menambah stamina. Nah saya tertarik. Lama-lama saya merasa
ketagihan kalau gak konsumsi sabu badan rasanya lemes,” katanya.
Saran :
Alaangkah lebih baik nya jika punya masalah di selesaikan bukan di pikirkan, karna masalah tidak akan selesai jika hanya di pikirkan. Ketika stress terjadi lebih baik di salurkan ke hal-hal positif yang dapat mengeksplore emosi kita, seperti Olahraga .
Alaangkah lebih baik nya jika punya masalah di selesaikan bukan di pikirkan, karna masalah tidak akan selesai jika hanya di pikirkan. Ketika stress terjadi lebih baik di salurkan ke hal-hal positif yang dapat mengeksplore emosi kita, seperti Olahraga .
II. Komunikasi dalam Manajemen
A.Pengertian Komunikasi
Kata Komunikasi Berasal dari Bahasa latih ( Communicatio) yang
berarti Bertukar pikiran atau pemberitahuan. Komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
Komunikasi Menurut para tokoh :
1.Komunikasi adalah Proses yang menggambarkan siapa, Mengataka apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Laswell)
1.Komunikasi adalah Proses yang menggambarkan siapa, Mengataka apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Laswell)
2.Komunikasi Merupakan rangkaian Proses pengalihan informasi
dari satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu.
B.Jelaskan Proses Komunikasi
1.Penginterprestasian
Hal yang
diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator.
Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul
hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan
rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke
dalam pesan disebut interpreting.
2.Penyandian
Tahap ini
masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil
diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini
disebut encoding, akal budi
manusia berfungsi sebagai encorder, alat
penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3.Pengiriman
Proses
ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang
komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter,
alat pengirim pesan.
4.Perjalanan
Tahapan
ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan
diterima oleh komunikan.
5.Penerimaan
Tahapan
ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah
komunikan.
6.Penyandian Balik
Tahap ini
terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan
yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil
menguraikannya (decoding).
7.Penginterpretasian
Tahap ini
terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam
bentuk pesan.
Skema
C.Jelaskan Hambatan Komunikasi
Komunikasi antarmanusia dilakukan oleh seorang komunikator
(atau orang yang menyampaikan pesan) dengan komunikan (orang yang menerima
pesan). Nah, agar komunikator dan komunikan dapat saling memahami, maka
keduanya harus emmiliki pengertian yang sama mengenai kata, nada suara, isyarat
atau gerakan badan, serta simbol –simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.
Hambatan komunikasi
antarmanusia yang mungkin terjadi, berupa :
· Perbedaan persepsi dan bahasa
Persepsi adalah
interpretasi pribadi terhadap suatu hal tertentu. Karena persepsi ini berasal
dari interpretasi masing –masing individu, maka mungkin satu orang dengan yang
lainnya dapat mendefinisikan atau menginterpretasikan suatu kata dengan cara
yang berbeda.
·Pendengaran yang buruk
Menjadi pendengar yang
baik ternyata bukan suatu hal mudah. Meski cara mendengar yang baik sudah kita
pahami, tapi ada kalanya pendengaran kita jadi buruk. Pendengaran yang buruk
tidak harus karena gangguan pendengaran di telingan. Pendengaran buruk bisa
saja terjadi ketika kita sedang dalam keadaan melamun atau lelah lantaran
sedang memikirkan masalah lain. Biasanya, pada kondisi demikian, seseorang akan
kehilangan minatnya untuk mendengarkan.
·Gangguan emosional
Emosi adalah suatu hal
yang sangat berpengaruh terhadap kondisi individu secara menyeluruh. Artinya,
ketika seseorang sedang merasa marah, sedih, kecewa, takut atau emosi lain,
maka ia bisa kesulitan untuk menyusun pesan maupun menerima pesan dengan baik.
Meski begitu, tapi sulit pula menghindari komunikasi ketika kita sedang dalam
keadaan emosi. Akibatnya, kesalahpahaman pun sering terjadi lantaran gangguan
emosional ini.
· Perbedaan budaya
Ada kalanya, kita juga
perlu berkominikasi dengan orang lain yang berbeda budaya. Dengan adanya
perbedaan budaya, maka pola komunikasi yang terjadi juga akan berbeda. Hal ini
menjadi suatu hambatan komunikasi yang paling sulit untuk diatasi.
· Gangguan fisik
Seringkali, gangguan yang bersifat fisik bisa mengganggu proses
komunikasi yang
berlangsung. Ganguan fisik ini dapat berupa akustik yang buruk, tulisan yang tak terbaca,
cahaya yang redup, masalah kesehatan dan lainnya. Berbagai gangguan fisik dalam
komunikasi ini bisa mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam berkomunikasi.
berlangsung. Ganguan fisik ini dapat berupa akustik yang buruk, tulisan yang tak terbaca,
cahaya yang redup, masalah kesehatan dan lainnya. Berbagai gangguan fisik dalam
komunikasi ini bisa mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam berkomunikasi.
D. Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi
interpersonal dianggap efektif, jika orang lain memahami pesan anda
dengan benar, dan memberikan respon sesuai dengan yang anda inginkan. Komunikasi
interpersonal yang efektif, akan membantu anda mengantarkan kepada tercapainya
tujuan tertentu. Apapun kedudukan anda, keterampilan berkomunikasi secara
efektif
merupakan modalpenting bagi sebuah keberhasilan.
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai
efek yang besar dalam
hal memepengaruhi orang lain terutama perindividu.
Hal ini disebabkan, biasanya pihak
yang terlibat dalam komunikasi bertemu secara
langsung, tidak menggunakan media
dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada
jarak yang memisahkan
antara komunikator dengan komunikan.
1.Faktor personal timbul dari dalam diri individu. Bahwa dalam
menanggapi proses
komunikasi antar
pribadi, akan dipengaruhi berbagai keadaan
yang ada pada diri individu.
2.Faktor biologis berupa rasa lapar yang dirasakan oleh
individu akan berpengaruh
terhadap kepribadiannya.
3.Faktor
Phisikologis Setiap manusia memiliki kehendak dan keinginan sesuai
kondisijiwanya
Menurut Devito karakteristik efektivitas komunikasi
interpersonal ini dapat dilihat dari
tiga sudut pandang, yakni:
a.Sudut pandang humanistic
Sudut pandang ini
menekankan pada keterbukaan, empati, sikap mendukung dan kualitas-
kualitas
lain yang menciptakan interaksi yang bermakna, jujur dan memuaskan.
Pandangan
ini dimulai dengan pandangan umum yang menurut para filsuf dan humanis
menentukan terciptanya hubungan antarmanusia yang superior (misalnya kejujuran,
keterbukaan, dan sikap positif).
b.Sudut pandang prakmatis
Sudut pandang ini menekankan pada manajemen dan kesegaran
interaksi, secara umum
kualitas-kualitas yang menentukan pencapaian tujuan yang
spesifik. Pandangan ini
berawal dari keterampilan spesifik, yang dari riset
diketahui efektif dalam komunikasi
interpersonal, kemudian mengelompokkan keterampilan-keterampilan
ini ke dalam kelas-
kelas perilaku umum. (misalnya: kepercayaan diri,
kebersatuan, manajemen interaksi,
pemantauan diri, daya ekspresi, orientasi
kepada orang lain).
c.Sudut pandang
pergaulan sosial dan sudut pandang kesetaraan
Sudut pandang ini didasarkan pada model ekonomi imbalan dan
biaya. Sudut pandang ini
mengasumsikan bahwa suatu hubungan merupakan suatu
kemitraan dimana imbalan dan
biaya saling dipertukarkan.
E.Model Pengolahan Informasi Dalam Komunikasi
pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal
(datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali
dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan
jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya
Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1) Rational
2) Limited capacity
3) Expert
4) Cybernetic
F. Model Interaktif Manajemen Dalam Komunikasi
1)Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan
tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu
kepercayaan dan pengertian.
2)Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan
tidak membosankan.
3)Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga
menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4) Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam
ekspresi perilaku.
5)Other-orientation
Referensi :
Umar.H(2001). Riset Sumber
Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Suprapto.H(2009). Pengantar
Teori dan Manajemen Komunikasi. Media Presindo
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/tabligh/article/download/318/283.